WELCOME TO MY ILLUMINATION

30 Maret 2012

Cara Mengelola EQ

Ini lanjutan dari postingan sebelumnya, cekidotttt......


Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mengelola EQ antara lain:

1. Meluangkan waktu untuk bersosialisasi setiap harinya, tidak hanya terpaku dengan rutinintas yang harus kita jalani saja,
2. Mengembangkan sikap toleransi dan empati pada orang lain (bagaimana harus menghormati orang lain, serta merasakan apa yang dirasakan orang lain dengan memposisikan diri kita pada posisi mereka),
3. Mengevaluasi diri,
4. Meluangkan waktu untuk menyegarkan pikiran dengan berpiknik atau melakukan hobi lama yang jarang dilakukan.

Sebenarnya peran memperbaiki diri untuk mencapai EQ yang matang tidak hanya datang dari diri sendiri, tapi juga dari lingkungan. Lingkungan dalam hal ini mencakup seluruh aspek, misalnya stasiun televisi yang diharapkan mampu memberikan inovasi tontonan yang tidak hanya menhibur hapi juga mendidik. Hal ini dikarenakan krisis kecerdasan emosi tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara. Demikian yang dapat saya uraikan mengenai pentingnya mengelola kecerdasan emosi. Saya mohon maaf jika ada kata atau kalimat yang kurang berkenan.

Emotional Questions

Kecerdasan Emosi atau Emotional Question (EQ) adalah akumulasi kecenderungan individu yang bersifat bawaaan dengan faktor lingkungannya.(Setia Furqon Kholid:Jangan Kuliah kalau gak sukses). EQ sebenarnya memegang peranan penting kesuksesan seseorang, bahkan jauh lebih tinggi dari IQ. Namun faktor ini belakangan kurang diperhatikan. Berdasarkan survei di Amerika Serikat tahun 1918 tentang IQ, terdapata hasil jika skor IQ anak-anak makin tinggi maka EQnya justru makin rendah(Ary Ginajar Agustian:ESQ). Para orang tua semestinya telah memiliki persiapan bagi anak-anaknya untuk menghadapi kemajuan IPTEK. Mudahnya akses internet sebagai sumber berbagai informasi harus disikapi secara bijak dengan tidak menghalangi penggunaannya namun tetap mengontrol anak-anaknya. Jika anak dibiarkan terlalu lama berada di depan komputer atau laptop untuk akses internet atau bermain game, anak tersebut akan memiliki kemampuan bersosialisasi yang rendah. Padahal lingkungan tempat bersosialisasi adalah salah satu bentuk pembinaan EQ. Belakangan ini bahkan tidak hanya anak-anak yang kecerdasan emosinya kurang terbina dengan baik, tapi juga orang dewasa. Berbagai latar belakang muncul pada masalah pengelolaan EQ orang dewasa misalnya banyaknya masalah yang harus dihadapi. Dampak yang terjadi jika pengelolaan EQ kurang salah satunya adalah tindakan anarkisme.Dewasa ini telah terjadi banyak kasus karena kurangnya kemampuan kesadaran dan pengetahuan untuk mengelola kecerdasan emosi, misalnya kasus pemukulan seorang perdana mentri disuatu negara, atau meninggalnya seorang pejabat daerah saat menghadapi massa yang sedang berdemonstrasi, atau banyaknya tayangan reality show yang justru memberikan tontonan berbagai kekerasan fisik.

28 Maret 2012

Ini Libur?

yeah, anak anak kelasXII sedang  melaksanakan UAS. Dan Kita belajar dirumah....... Mungkin emang bagi sebagian orang..... tapi sebagian lagiiii ? LIBURAN ! Yang mana kah dirimu ??? hehehe